Minggu, 19 Juli 2020

Pengolahan Ikan Menjadi Makanan


Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air dan bernapas menggunakan insang. Ikan dapat ditemukan di berbagai ekosistem, seperti perairan tawar, payau, dan laut. Berikut ini, saya akan menjelaskan beberapa jenis ikan yang umum dijumpai di Indonesia. Berdasarkan ekologinya, kehidupan ikan dibagi menjadi 3, yaitu :

1)      Ikan Perairan Tawar

Adalah ikan yang menghabiskan seluruh hidupnya di air tawar, seperti sungai, dan danau. Kandungan gizi ikan air tawar hampir sama dengan ikan air laut. Berikut contoh ikan perairan tawar, antara lain :

  • Ikan Lele


Adalah jenis ikan yang hidup di air tawar. Ikan lele dapat dibuat aneka masakan, seperti pecel lele, abon lele, keripik kulit lele, lele asap, dsb. Ciri-ciri ikan lele, antara lain :

-  Warna tubuh abu-abu sampai kehitaman
-  Bentuk tubuh agak pipih memanjang
-  Memiliki kumis yang panjang dan mencuat
-  Kulitnya licin

  • Ikan Mas

Adalah ikan air tawar yang bernilai ekonomis tinggi. Ikan mas dapat dibuat aneka masakan, seperti pepes ikan mas, pesmol ikan mas, dsb. Ciri-ciri ikan mas, antara lain:

-  Bentuk tubuh agak memanjang dan memipih
-  Mulut terletak di ujung dan dapat disembul
-  Hampir seluruh tubuh ditutupi sisik

  • Ikan Bawal

Adalah ikan berbadan pipih dan berenang secara bergerombol. Ikan bawal dapat dibuat aneka masakan, seperti bawal asam manis, ikan bawal bakar, dsb. Ciri-ciri ikan bawal, antara lain :

-  Bentuk tubuh membulat (oval)
-  Warna tubuh kuning kemerahan

  
     2)  Ikan Perairan Payau

Adalah ikan yang hidupnya di perairan payau. Perairan payau merupakan percampuran antara perairan tawar dan perairan laut, seperti muara. Berikut contoh ikan air payau, antara lain :

  • Ikan Bandeng

Merupakan ikan yang habitat aslinya di laut, tetapi sekarang ikan ini banyak dibudidayakan di perairan payau. Ikan bandeng dapat dibuat aneka masakan, seperti bandeng presto. Ciri-ciri ikan bandeng, antara lain :

-  Bentuk tubuh memanjang agak gepeng
-  Warna tubuh hitam kehijauan
-  Warna perak di bagian sisi tubuh

  • Ikan kakap

Adalah ikan yang mempunyai toleransi yang cukup besar terhadap kadar garam. Ikan kakap dapat diolah menjadi ikan frozen food, seperti otak-otak, siomay, kaki naga, nugget, dsb. Ciri-ciri ikan kakap, antara lain :

-  Warna tubuh ada yang merah dan putih
-  Warna tubuh merah cemerlang
-  Bentuk mulut lebar 
-  Mulut sedikit serong dengan geligi halus
-  Penutup insang ada lubang kuping bergerigi


     3) Ikan Perairan Laut

Adalah ikan yang hidup di laut dengan salinitas di atas 30 ppm. Kandungan gizi ikan perairan laut sangat baik untuk kesehatan. Berikut contoh ikan perairan laut, antara lain :

  • Ikan Tuna

Adalah ikan perenang. Ikan ikan dapat dibuat aneka masakan, seperti fillet ikan, steak tuna, roti tuna, pengalengan ikan tuna, dsb. Ciri-ciri ikan tuna, antara lain :

-  Tubuh ikan tuna ditutupi sisik kecil
-  Ukuran tubuh berkisar 100-225 cm
-  Warna tubuh biru tua
-  Warna bagian atas tubuhnya agak gelap
-  Terdapat sirip tambahan
-  Sirip berwarna kuning cerah
-  Pinggiran sirip berwarna gelap

  • Ikan Tenggiri

Ikan tenggiri dapat dibuat aneka masakan, seperti siomay, kerupuk, bakso, pempek, dsb. Ciri-ciri ikan tenggiri, antara lain :

-  Bentuk tubuh memanjang dan pipih
-  Bersisik kecil dan tipis
-  Warna tubuh belang-belang biru gelap
-  Bermulut besar dengan taring yang tajam
-  Ukuran tubuh mencapai 1 - 2,2 m

  • Ikan Kembung

Termasuk ikan kecil yang memiliki nilai ekonomis cukup baik. Ikan kembung dapat dibuat aneka masakan dengan cara digoreng menjadi bumbu balado, bumbu kuning, dan bisa diolah menjadi ikan kembung tanpa tulang. Ciri-ciri ikan kembung, antara lain :

-  Warna tubuh bagian atas biru kehijauan
-  Warna tubuh bagian bawah putih kekuningan
-  Terdapat 2 baris totol hitam pada punggung
-  Terdapat 1 totol hitam dekat sirip dada
-  Warna gelap memanjang diatas garis rusuk
-  Warna keemasan di bawah garis rusuk
-  Warna sirip punggung abu-abu kekuningan
-  Warna sirip ekor dan dada kekuningan
-  Warna sirip lain bening kekuningan
-  Ukuran panjang maksimum 35 cm
-  Ukuran panjang rata-rata 20- 25 cm


Mudah-mudahan bermanfaat... terima kasih



Nasib sekolah anak-anak kita

Suhari Abu Fatih
Pengasuh Ma'had Alfatih klt

Pandemi virus corona telah menyebabkan 9,7 juta anak berisiko putus sekolah secara permanen, kata lembaga amal Save the Children. "Untuk pertama kalinya dalam sejarah manusia, satu generasi anak-anak di seluruh dunia terganggu pendidikannya." Rilis BBC.

Tak sedikit orang tua yang mengeluhkan anaknya yang nyaris kehilangan mood untuk belajar akibat terlalu lama libur. Ada semacam lost spirit educational, kehilangan semangat belajar. Tiap hari kalau tidak main hape, maka keluyuran dengan teman-teman satu gengnya. 

Sedangkan sebagian yang lain terancam paparan pornografi akibat setiap hari pegang hape dan lemahnya kontrol orang tua. Maklum orang tua sendiri sibuk menata ekonominya yang sedang ambruk akibat pandemi.

Belum lagi sebagian yang lain nyaris tidak mau berhenti main game, baik offline maupun online. Dengan alasan belajar online yang saat ini menjadi program sekolah, orang tua mengambil jalan pintas dengan membelikan hape baru untuk anaknya. Hal ini umumnya dilakukan oleh orang tua yang berduit. Tentu lengkap dengan paket data sekian giga. 

Namun bagi orang tua yang pas-pasan ekonominya, jangankan beli hape dan paket data, untuk makan yang layak saja mikirnya sudah luar biasa sulitnya. Ditambah lagi bagi masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, soal kekuatan sinyal adalah masalah yang serius.

Belum lagi bingungnya pihak sekolah yang menghadapi keterbelahan wali murid antara yang pro dengan sekolah tatap muka dan yang kontra. Dan makin bingung, jika pihak sekolah ditanya, sampai kapan belajar onlinenya? Au ah, gelap! 

Sementara institusi pesantren yang memberanikan diri memulai KBM tatap muka, mulai dipersalahkan dan dijadikan kambing hitam ketika ditemukan kasus 'positif covid'. Ramai sekali media memberitakannya. Namun kalau kita sebut mereka sengaja mengeroyok pesantren tersebut, mereka tidak terima. 

Kondisi anak-anak selama tidak sekolah tidak lebih aman dan tidak lebih sehat daripada jika mereka tetap sekolah. Apa gunanya aman fisik dan badan, jika mental spiritual mereka rusak akibat hape dan kecanduan game online dan pornografi? Benarkah itu definisi dari kesehatan dan keselamatan jiwa yang dimaksud oleh banyak kalangan? 

Polemik seperti ini juga pernah saya hadapi saat hendak memulai kajian dan membuka kembali majlis ilmu yang sempat libur akibat pandemi. Sebagian orang menakut-nakuti dengan ancaman klaster baru dan lain sebagainya, sedangkan ada ancaman yang sebenarnya jauh lebih mengerikan yang tidak disadari banyak orang yaitu kering kerontangnya jiwa umat dan rapuhnya mental spiritual mereka. Padahal efek dari pandemi ini adalah ancaman resesi dan krisis ekonomi yang panjang. 
Apa akibatnya jika resesi dan krisis ekonomi ini dihadapi dengan jiwa yang rapuh? 

Terus bagaimana solusi dari kondisi ini? 
Tentu akan banyak saran dan pendapat terkait ini dan sah-sah saja kita berbeda pendapat soal ini. Berdebat dan berbeda pendapat terkait persoalan ijtihad itu hal lumrah. 

Salah satu solusinya adalah, memperkuat basis keluarga dengan konsekuensi orang tua harus lebih intens dan fokus dalam mendampingi putra putrinya selama belajar di rumah. Namun, hal ini tidak lah mudah karena latar belakang pendidikan dan ekonomi orang tua berbeda-beda. 

Solusi yang lain adalah mengembalikan fungsi dan peranan masjid di lingkungan kita masing-masing. Masjid harus kembali menjadi pusat-pusat pendidikan. Karena selama liburan ini anak-anak tetap bermain dengan teman-temannya bahkan dari luar lingkungannya, kenapa tidak boleh belajar bersama? Namun ini juga ada kendala terkait kesiapan takmir dan pengurus masjid, belum lagi bagi anak-anak yang orang tuanya alergi dengan masjid.

Kalau saya malah lebih sepakat, anak-anak masuk sekolah seperti biasa dengan tetap menjalankan protokol covid yang ada, sekalian mengajarkan mitigasi kepada mereka (learning by doing) agar mereka tanggap bencana dan survive. 

Sikap sebagian kita ini ibarat orang yang punya komputer. Karena takut ancaman virus, maka ia bungkus komputernya, tidak boleh dinyalakan dan dioperasikan. Kalaupun boleh dioperasikan, tidak boleh tersambung dengan internet atau dimasuki flashdisk. Semua itu dilakukan dengan alasan khawatir tertular virus. Bagi saya ini sikap over protektif dan berlebihan. 

Semestinya mesin komputer itu tetap dipakai bekerja dan dimanfaatkan. Adapun proteksinya dengan cara menginstal antivirus dan sering-sering meng-updatenya setiap saat. 

Bukankah dalam tubuh manusia sudah ada antivirus ciptaan Allah swt yang jauh lebih canggih yang kita kenal dengan imunitas. Buktinya jumlah pasien yang sembuh jauh lebih banyak daripada yang wafat. Sedangkan yang wafat pun masih terbagi-bagi lagi dengan berbagai sebab, termasuk penyakit bawaan yang sudah lama diderita. Mestinya imunitas ini yang ditingkatkan, lalu tawakal kepada Allah swt setelah ikhtiar itu dilakukan. 

Jadi solusi dari ancaman ini adalah mengubah pola pikir (mindset) kita dari sikap lari dan bersembunyi kepada sikap berani menghadapi dengan tetap berhati-hati. Wallahu a'lam...

Copas
 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management